Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Cerbung : KERAK TELOR SPESIAL (Bag. 3)

Setelah memarkir Vespanya di teras Sobari langsung berlari masuk rumah. Dipanggilnya ibunya bahkan tanpa sempat mengucap salam. "Mak! Mak dimana? nih pesenan kerak telornya. Maaaak!" Tak lama terdengar sahutan keras dari dalam kamar. "Heh Sobari! Ngapain sih lo pake teriak-teriak? Berisik tau, Emak baru beres Isya inih," tergopoh-gopoh emak Sobari keluar dari kamar dengan masih mengenakan mukenanya. Wajah wanita paruh baya itu tampak sedikit gusar. Sobari cuma bisa cengar-cengir menahan malu sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak terasa gatal. "Iye Mak, maapin dah. Ini pesenannya. Buruan dah Emak cicipin." "Ntar!" tukas emaknya cepat sambil bersiap kembali masuk ke kamar. Melihat emaknya balik arah, Sobari buru-buru menangkap tangan emaknya dan menahannya masuk kamar. "Mak, ngapain masup kamar lagih? Ayo dah Mak cobain kerak telornya. Ntar keburu dingin, enggak enak deh," rayu Sobari sambil senyum manis. Emak Sobari me

Cerbung : KERAK TELOR SPESIAL (Bag. 2)

"Stop stop stop, setooooppp!" Sobari sontak berteriak kencang, hingga mengagetkan Udin. Wajan di tangan anak bungsu Bang Jalu itu sampai terlepas dari pegangan dan jatuh ke lantai dengan suara gaduh. "Iya Bang, ada apa yak?" Meski sempat kaget luar biasa akibat teriakan Sobari, Udin tetap berusaha menjawab dengan sopan. Sembari tangannya membereskan kembali wajan yang terjatuh tadi. "Eh, ente yang mau bikin kerak telor pesenan gue Din?" tanya Sobari penuh selidik. Nada suaranya terdengar sedikit khawatir. Tapi tampaknya Udin tak memperhatikan perubahan air muka Sobari. Anak ini dengan riang tetap mempersiapkan segala kebutuhan kerak telor yang akan diolahnya. "Iya Bang, tunggu bentar yak, cepet kok matengnya," dengan lugu Udin menjawab pertanyaan Sobari sambil tetap melanjutkan pekerjaannya. Dinyalakannya kompor dan diletakkannya wajan gagang kayu itu di atasnya. Sobari terlihat makin resah. Wajahnya tampak bingung sekaligus kesal. "

Cerbung : KERAK TELOR SPESIAL (Bagian 1)

"Iya Maaaak!" Sobari akhirnya mengangkat ponsel jadul dalam genggamannya yang sudah berdering lebih dari delapan kali. "Hei, Bari! Lama banget sih angkat telponnya? Ampe capek Emak nungguin," suara di seberang sana langsung mencecar tanpa jeda. "Udah dapet pesenan Emak? Buruan dianter dong, Emak keburu ngantuk nungguinnya nih!" Sobari cuma bisa pasrah mendengarkan omelan nyaring emak tercintanya via telepon genggam. Kepalanya terus manggut-manggut dengan wajah sedikit ditekuk menahan kesal. "Pokoknya bawain Emak kerak telor pengkolan itu. Jangan beli tempat laen! Denger nggak lo Bari?" "Iya Mak, siap laksanakan kemendaaaaan ... " Bari buru-buru menutup telponnya sebelum omelan emaknya makin deras tak terkendali. *** Sobari segera memarkirkan Vespa bututnya di samping tenda warung kerak telor Bang Jalu yang terkenal seseantero pengkolan RW 03 itu. Suasana hening seketika saat suara berisik mesin motor tua Sobari yang mem